Makalah tentang Televisi dan Budaya di Indonesia

INFOMEDISOS.COM. Allhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., atas karunia-Nya penulisan tugas makalah “Televisi Dan Kebudayaan Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Pada dasarnya penulisan laporan makalah ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa program studi D4 film dan televisi ISBI Bandung untuk menyelesaikan tugas ujian akhir semester mata kuliah teknologi media.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada

1.      Allah SWT.
2.      Bapa Syamsul Barry, S.Sn., M.Hum.selaku dosen mata kuliah teknologi media .
3.      Kepada seluruh informan. Tanpa mereka penulis tidak bisa membuat tulisan ini
4.      Kepada keluarga penulis. Terutama kedua orang tua penulis tercinta.

Penulis menyadari bahwa makalah “Televisi Dan Kebudayaan Indonesia” ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga laporan makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi pembaca.
                      
Bandung, Januari 2016

Penulis           



                                                                                                 Fathurrahman Maulana S




Daftar Isi

Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Televisi
2.2 Dampak Positif Televisi
2.2.1 Media melestarikan budaya.
2.2.2 Media promosi.
2.2.3 Media untuk mendapatkan hiburan
2.2.4 Media pemersatu bangsa.
2.3 Dampak Negatif Televisi.
2.3.1 Hilangnya Budaya Positif.
2.3.2 Rusaknya Moral.
2.3.3 Timbulnya Cultural Shock.
BAB III
PENUTUP1
3.1 Kesimpulan1
3.2 Saran1
Daftar Pustaka2


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Saat ini, arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan global kehidupan social culture kemasyarakatan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang mampu menggabungkan unsur informasi dan komunikasi sehingga menjadi model interaksi sosial masyarakat modern. Tak dapat dihindari perubahan yang sangat cepat, dunia berada dalam situasi dan kondisi kehidupan antar bangsa dan negara tanpa batas.

Media adalah power hegemoni masyarakat modern dalam mengubah tatatan struktur sosial budaya, politik, ekonomi dan aspek kehidupan lainnya. Media merupakan alat yang digunakan masyarakat kapitalis dalam memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialis, pragmatis, hedonis dan konsumtif. Meskipun disisi lain media membawa pengaruh positif dalam menggali informasi berbagai gagasan pemikiran manusia yang dapat menunjang pembentukan masyarakat kritis.

Beragam bentuk media, seperti televisi, radio, internet, surat kabar dan lain sebagainya digunakan sebagai sarana informasi komunikasi masyarakat modern. Televisi adalah media paling utama yang dapat diakses, dinikmati, dan mudah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta senantiasa menjadi populer di belahan dunia berkembang.

Televisi adalah bagian dari “prakondisi dan konstruksi selektif pengetahuan sosial, pembayangan sosial, yang digunakan untuk memersepsi ‘dunia-dunia’,’realitas’ kehidupan orang lain, dan secara imajiner merekonstruksi hidup kita dan mereka menjadi semacam ‘keseluruhan dunia’ (‘worl of the whole’) yang masuk akal bagi kita” (Hall dalam Chris Barker, 2005 : 341).

Televisi perlu dipahami secara kultural dan ekonomi dalam hal teks-teks (program) dan pola-pola maknanya, relasi antara teks dan pemirsa, politik ekonomi (komoditas industri). Oleh karena itu perlu adanya pendekatan multiperspektif untuk memahami televisi yang telah memproduksi teks budaya dan membawa pengaruh signifikan terhadap life style masyarakat kontemporer, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Tayangan televisi banyak yang sudah tidak sesuai dengan tatanan nilai budaya dalam masyarakat. Melalui penggunaan bahasa dan gambar sebagai sistem simbol yang utama, tayangan televisi mampu menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suatu realitas. Tanpa sadar kita digiring oleh definisi yang ditanamkan media. Secara tidak langsung hal itu membuat kita mengubah definisi kita atau menubah asumsi kita terhadap suatu masalah.

Terdapat dua bentuk kebudayaan, yaitu kebudayaan non-material (bersifat rohaniah), meliputi hal yang tidak dapat dilihat dan diraba. Contohnya: religi, bahasa, dan ilmu pengetahuan. Serta bentuk kedua dari kebudayaan adalah kebudayaan material yang bersifat jasmaniah, seperti: benda ciptaan manusia dan perlengkapan hidup. Televisi merupakan salah satu bentuk budaya material.

Arus deras globalisasi sudah tidak bisa dibendung lagi. Keadaan ini sangat memungkinkan media massa untuk menjadi jalan akses masuk berbagai nilai asing yang bisa terbias pada berbagai tayangan televisi. Tayangan televisi seringkali menabrak nilai moral, etika, dan agama. Pada akhirnya nilai-nilai tersebut bisa mengkontaminasi bahkan merusak budaya nasional. Apalagi ditambah dengan kemudahan dalam mengakses televisi seiring kemajuan teknologi.

Terdapat perkembangan yang sangat signifikan dalam hal keberadaan televisi dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi, seperti Digital Televisi/DTV (televisi digital), High Definition TV (TV Resolusi tinggi), Ultra High Definition Video/UHDV (Video Resolusi Ultra Tingi) dan melalui situs internet seperti: Yahoo, Friendster, You tube, My Space. Keberadaan situs yang mampu menghadirkan siaran televisi melalui internet tidak mengurangi peranan stasiun televisi, namun justru dengan adanya peningkatan kemampuan professional, menyebabkan peranan media televisi yang semakin penting dan berpengaruh terhadap perkembangan budaya di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menetapkan beberapa rumusan masalah sebagai berkut:
1.      Apa saja dampak negatif  televisi terhadap kebudayaan masyarakat di Indonesia?
2.      Apa saja dampak postitif televisi terhadap kebudayaan masyarakat di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari beberapa rumusan masalah diatas, penulis dapat merumuskan tujuan penelitian diantaranya sebagai berikut:
1.      Mengetahui apa saja dampak televisi terhadap kebudayaan Indonesia baik postitif maupun negatif.
2.      Mengetahui apa saja peranan media televisi dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Setelah merumuskan latar belakang, rumusan, dan tujuan pembahasan, langkah selanjutnya ialah menentukan manfaat dari pembahasan. Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini adalah:
1.      Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang terkait.
2.      Bagi pembaca awam, diharapkan dapat mengubah sikapnya dan lebih bijaksana dalam pemanfaatan teknologi terutama televisi. Dengan diketahuinya sikap masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan tayangan televisi khususnya tentang kebudayaan Indonesia, diharapkan pada stasiun televisi untuk meningkatkan kualitas tayangan televisi agar lebih menarik perhatian masyarakat, sehingga mereka tidak jenuh saat menikmati tayangan tentang kebudayaan.

BAB II

ISI


2.1 Pengertian Televisi
Definisi televisi menurut beberapa sumber:

1. Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196).
2.Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel (Arsyad, 2002: 50). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
3.Televisi dapat disebut kotak televisi. Televisi berasal dari kata tele (bahasa yunani) yang berarti jauh dan visio (bahasa latin) yang berarti penglihatan. Jadi, televisi adalah media telekomunikasi yang dapat dilihat dari jauh. Penemuan televisi merupakan penemuan yang mampu mengubah peradaban dunia seperti halnya seperti roda. (Wikipedia)
4.Televisi adalah proses penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada pesawat penerima yg memunculkan gambar tersebut pada sebidang layar. (KBBI).

2.2 Dampak Positif Televisi.


Televisi dapat memberikan pengaruh yang positif bagi para pemirsa yang menyaksikan program acara atau tayangan televisi. Adapun pengaruhnya yang bersifat positif sebagai berikut:

1.Adanya sinetron yang bernuansa kebudayaan lokan indonesia seperti tentang seorang anak dengan budaya betawi.
2.Adanya acara atau tayangan yang bernuansakan pendidikan atau pengetahuan seperti cerdas cermat, berita dan lain sebagainya.

Beberapa peranan televisi dalam hal media fungsi untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut :

2.2.1 Media Melestarikan Budaya Indonesia.

Televisi berperan penting dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Selain merupakan salah satu media elektronik yang dapat memberikan hiburan televisi juga merupakan salah satu media dalam menyampaikan informasi. Informasi tentang kebudayaan dapat dengan mudah kita dapat melalui televisi. Hal inilah yang dapat membuat budaya Indonesia masih tetap terjaga kelestariannya. Akan tetapi kurangnya acara–acara di televisi yang menayangkan tayangan – tayangan tentang kebudayaan membuat masyarakat Indonesia kesulitan dalam mendapatkan informasi tentang kebudayaannya sendiri.

Untuk mengatasi masalah tersebut, industri pertelevisian perlu menambah acara–acara tentang kebudayaan Indonesia. Selain memberikan informasi tentang kebudayaan Indonesia kepada masyarakat umum, tayangan tersebut juga dapat dijadikan ajang promosi kepada dunia tentang kebudayaan Indonesia. Sehingga menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Serta menghindari pengklaiman kebudayaan Indonesia oleh Negara lain lagi. Untuk itu peran televisi sebagai salah satu sarana pelestarian kebudayaan Indonesia harus lebih dimaksimalkan lagi.

2.2.2 Media promosi.

Televisi juga dapat dijadikan ajang promosi, baik produk, kebudayaan, tempat wisata, alam dan lain sebagainya. Dengan adanya televisi ini lah, orang mudah untuk mencari produk – produk yang ia butuhkan. Mereka juga dapat melihat langsung bagaimana iklan tersebut. Dan dengan media televisi inilah, para produsen dapat mengenalkan hasil produksinya kepada khalayak luas (Aswondo Atmowiloto, 1986 : 67- 68)

2.2.3 Media untuk mendapatkan hiburan.

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat memberikan hiburan. Televisi dapat menyampaikan informasi dengan lebih cepat dan tepat dengan bantuan teknologi yang serba moderen. Televisi merupakan alat yang dapat menghibur penonton. Adapun tayangan - tayangan yang disiarkan berbentuk komedi, lagu - lagu, dan sebagainya yang dapat menghibur pemirsanya.

2.2.4 Media untuk memberikan informasi.
Berbeda dengan radio dan koran, televisi dapat menyampaikan informasi dalam bentuk visual dan audio. Dalam penyampaian informasi kepada khalayak umum, televisi dapat lebih cepat menyampaikan informasi tersebut, dibandingkan dengan koran dan radio.

2.2.5 Media pemersatu bangsa
Televisi adalah salah satu media yang mendunia. Hampir setiap rumah di dunia ini memiliki sebuah kotak ajaib, bernama televisi. Bahkan tidak sedikit pula yang memiliki televisi lebih dari satu didalam setiap rumah. Dengan adanya televisi ini, mereka dapat melihat perkembangan di Negara lain, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa televisi dapat mempersatukan antar bangsa di seluruh dunia.
          

2.3. Dampak Negatif Televisi.


Kehadiran televisi telah membawa perubahan yang signifikan pada corak kehidupan masyarakat, khususnya bagi anak-anak. Sebelum televisi ada, anak-anak biasanya rajin membaca Al-Qur’an antara shalat maghrib dan shalat isya secara berkelompok-kelompok di surau atau di mesjid.

Tetapi setelah televisi muncul, orangtua mereka melihat perubahan yang luar biasa, yaitu mereka cenderung malas membaca Al-Qur’an dan sering terlambat melaksanakan shalat subuh, bahkan tidak shalat subuh sama sekali. Ini terjadi karena mereka suka menonton televisi sampai larut malam, akibatnya membuat mereka lambat bangun pada pagi harinya.

Keadaan itu terjadi karena anak-anak mempunyai kesempatan untuk menonton televisi secara leluasa tanpa adanya pengawasan yang wajar dari orangtua. Orangtua mereka sibuk bekerja seharian di kebun atau sibuk dengan pekerjaan lainnya, sehingga tidak mempunyai waktu yang banyak untuk menemani dan mengawasi anak-anak mereka menonton televisi.

Ciri lainnya adalah gejala “memadamkan”. Rangsangan televisi selama 10.000 jam menciptakan pemirsa yang mampu “menolak” masuknya bunyi suara ke pendengaran mereka. Kemampuan semacam itulah yang mendorong anak-anak untuk mencoba mengerjakan tugas pekerjaan rumah sambil menonoton film.

Suguhan acara televisi yang sensasional tidaklah merangsang gairah orang untuk membaca, menulis dan memecahkan soal matematika. Setidak-tidaknya, cukup sulit bagi seseorang untuk dapat menekuni pelajarannya secara sungguh-sungguh.

Kehadiran televisi telah membawa perubahan yang signifikan pada corak kehidupan masyarakat, khususnya bagi anak-anak.

Sebelum televisi ada, anak-anak biasanya rajin membaca Al-Qur’an antara shalat maghrib dan shalat isya secara berkelompok-kelompok di surau atau di mesjid. Tetapi setelah televisi muncul, orangtua mereka melihat perubahan yang luar biasa, yaitu mereka cenderung malas membaca Al-Qur’an dan sering terlambat melaksanakan shalat subuh, bahkan tidak shalat subuh sama sekali. Ini terjadi karena mereka suka menonton televisi sampai larut malam, akibatnya membuat mereka lambat bangun pada pagi harinya.

Ciri lainnya adalah gejala “memadamkan”. Rangsangan televisi selama 10.000 jam menciptakan pemirsa yang mampu “menolak” masuknya bunyi suara ke pendengaran mereka. Kemampuan semacam itulah yang mendorong anak-anak untuk mencoba mengerjakan tugas pekerjaan rumah sambil menonoton film. Suguhan acara televisi yang sensasional tidaklah merangsang gairah orang untuk membaca, menulis dan memecahkan soal matematika. Setidak-tidaknya, cukup sulit bagi seseorang untuk dapat menekuni pelajarannya secara sungguh-sungguh.

Saat ini banyak tayangan televisi Indonesia yang mengadopsi tayangan luar negeri. Hal ini menyebabkan masuknya budaya barat ke Indonesia. Yang berakibat lunturnya budaya Indonesia. Ada beberapa dampak negatif, yang ditimbulkan oleh tayangan televisi terhadap kebudayaan bangsa, diantaranya adalah :

2.3.1 Hilangnya Budaya Positif.


Dengan adanya televisi, banyak pengaruh negatif yang mulai masuk dan mungkin dapat menggeser budaya kita. Yudhianta menyatakan lambat laun budaya ketimuran berubah menjadi budaya ketengahan dan lama – lama menjadi budaya kebaratan ( 1989 : 73)
Di kota–kota besar, tidak sedikit kita temukan, budaya – budaya barat menyelinap di kalangan remaja. Dengan mudahnya, budaya barat masuk dan mengambil alih peran budaya timur. Tidak aneh apabila budaya barat dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Hal ini lah yang menjadi salah satu faktor penyebab terkikisnya budaya positif bangsa kita.


2.3.2 Rusaknya Moral.

Dengan adanya tayangan televisi yang banyak menyajikan tayangan yang berbau seksual, adegan-adegan kekerasan, kebencian dan kejahatan, orang tua dan anak bekerja-sama melakukan kejahatan demi uang, anak-anak melawan dan memaki orang tua, murid-murid melawan guru yang akibatnya guru seperti tidak memiliki harga diri lagi di masyarakat, dan kejahatan moral lainnya memberikan pandangan berbeda kepada pemirsanya. Pada kenyataannya, anak kecil masih berperilaku imitatif atau meniru. Pola pikir yang masih sederhana, membuat mereka cenderung menganggap apa yang ditampilkan televisi sesuai dengan yang sebenarnya. Mereka masih sulit membedakan mana perilaku atau tayangan yang fiktif dan mana yang memang kisah nyata. Mereka juga masih sulit memilah-milah perilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma agama dan kepribadian bangsa.

2.3.3 Timbulnya Cultural Shock.

Meskipun pergaulan dan seks bebas tidak dilakukan semua pemuda dan pemudi Barat, tetapi bahaya demonstration effect bisa terjadi, sehingga sementara pemuda-pemudi kita menganggap berhubungan seks sebelum menikah sebagai hal yang biasa, yang menganggap sebagai hal yang tabu justru dianggap pandangan yang kuno. Budaya-budaya barat yang ditayangkan TV akan dapat menimbulkan gegar budaya (cultural shock) terutama pada remaja dan pemuda yang dibesarkan dalam lingkungan tertutup, dan baru mengenal nilai-nilai budaya barat, yang sebenarnya bertentangan dengan nilai-nilai budaya Indonesia.

Perubahan gaya hidup dikalangan masyarakat tersebut terutama pada umur remaja sangat ditentukan oleh lingkungan sekitar ataupun rangsangan-rangsangan yang datang dari luar. Program-program televisi dan media lainnya memainkan peraran yang teramat penting dalam bagaimana orang memandang dunia mereka sendiri.

Pada saat ini, kebanyakan orang mendapatkan informasi mereka dari sumber-sumber yang bermediasi dibandingkan dari pengalaman langsung. Oleh kareana itu, sumber-sumber yang bermediasi dapat membentuk kenyataan seseorang. Setelah kita tahu pengaruh negatif dari televisi terhadap kebudayaan Indonesia, diharapkan masyarakat Indonesia lebih berhati–hati dalam memilih tayangan televisi yamg akan ditonton.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebagian aktifitas dan pandangan kita telah dipengaruhi oleh berbagai tayangan yang ditampilkan oleh televisi. Banyak tayangan-tayangan televisi yang bisa memberikan dampak yang tidak baik. Sehingga kehidupan dan kebudayaan pribumi pun terpengaruhi keasliannya oleh tayangan dari media televisi. Masyarakat yang tidak bisa memfilter berbagai tayangan dari media televisi akan dengan mudah menerima budaya yang ditampilkan ditelevisi dan menerapkannya dalam lingkungan mereka. Mereka bahkan tidak peduli dengan kepudaran budaya asli mereka.


BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

1.      Televisi merupakan salah satu media untuk mengenal dan mempelajari nilai  dan norma yang berlaku di masyarakat. Disamping itu juga terdapat media sosialisasi yang lainnya, seperti keluarga, teman sepermainan, sekolah dan media massa.
2.      Televisi tidak bisa dipisahkan begitu saja dari kehidupan sehari-hari. Didukung dengan beragam kemajuan teknologi semakin memudahkan    masyarakat dalam mengakses siaran   televisi, menjadikannya sebagai salah    satu media massa yang paling banyak di akses oleh masyarakat dan berpengaruh terhadap kebudayaan itu sendiri.
3.      Televisi mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mempengaruhi kebudayaan masyarakat dan mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis
4.      Televisi merupakan suatu media yang praktis dan efisien dalam mentransfer berbagai pesan yang dibawa oleh siaran televisi. Dengan televisi itulah     masyarakat akan lebih mengenal berbagai konsep-konsep ,pengetahuan baru, informasi baru yang tentunya dibutuhkan.

3.2 Saran

Mengingat begitu kuatnya pengaruh televisi maka ada baiknya bila:
1.Tayangan televisi lebih disesuaikan dengan nilai-nilai budaya bangsa.
2.Tayangan televisi lebih disesuaikan dalam hal jam tayangannya, dan terdapat segmentasi acara kebudayaan yang tepat.
3.Pemahaman kita sebagai konsumen tayangan televisi lebih ditingkatkan lagi, sehingga pada akhirnya kita bisa lebih bijak dalam menanggapi dan   memaknai setiap tayangan televisi.
4.Sebisa mungkin minimalkan waktu anda dan keluarga untuk menonton  televisi dan batasi hanya untuk program-program tertentu saja.
Daftar Pustaka

  • http://marisadanbo.blogspot*co*id/2015/03/dampak-menonton-televisi.html?showComment=1454155203900#c2775580157958297155 Diakses pada 23 Januari 2016
  • http://www.kompasiana*com/sahroha.lumbanraja/hilangnya-acara-budaya-lokal-di-televisi_54f5f08da33311f1018b45d1 Diakses pada 23 Januari 2016
  • http://www.tatsachen-ueber-deutschland*de/id/kebudayaan/main-content-09/badan-penyiaran.html Diakses pada 23 Januari 2016
  • https://books.google*co*id/books?id=RVI9CwAAQBAJ  Diakses pada 23 Januari 2016
  • https://pitriyulianti9.wordpress*com/2013/11/11/ dampak-tv-di-era-globalisasi/ Diakses pada 23 Januari 2016
  • http://nirmana.petra*ac*id/index.php/dkv/article/view/18056 Diakses pada 23 Januari 2016
  • http://karinarisaf.blogspot*co*id/2011/05/kebudayaan.html Diakses pada 23 Januari 2016