Nama dan Sifat-Sifat Allah - MAKALAH AGAMA ISLAM

Semua nama dan sifat ini menunjukkan ke Maha sempurnaan-Nya. Dan Ini yang sering dilupakan. Ada ibarat tak kenal maka tak sayang. Mengimani sifat-sifat Allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Iman kepada Allah. Sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami Ilmu mengenal Allah melalui nama- nama dan sifat Allah SWT.
Sumber : Muslimahaktivity.


PENDAHULUAN


Banyak orang mengaku mengenal Allah SWT, tetapi kebanyakan dari mereka tanpa disadari tidak mempunyai rasa cinta kepada Allah SWT. Sebagai bukti, mereka telah banyak melanggar perintah- perintah dan larangan- larangan Allah SWT. Umumnya sekarang manusia cukup mengenal Allah SWT hanya sebatas pada saat berada di masjid, di majelis dzikir, atau di majelis ilmu.

Atau mengenal-Nya ketika tersandung batu, ketika mendengar kematian, atau ketika mendapatkan musibah dan mendapatkan kesenangan. Padahal Allah memiliki nama-nama (Al Asma’) dan sifat-sifat (Ash Shifat). Nama-nama Allah ini sekaligus menunjukkan sifat-Nya. Apa yang menjadi nama Allah sebenarnya merupakan sifat yang ada pada diri-Nya.

Semua nama dan sifat ini menunjukkan ke Maha sempurnaan-Nya. Dan Ini yang sering dilupakan. Ada ibarat tak kenal maka tak sayang. Mengimani sifat-sifat Allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Iman kepada Allah. Sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami Ilmu mengenal Allah melalui nama- nama dan sifat Allah SWT.

AL ASMA’ WA ASH SHIFAT


Semua nama dan sifat ini menunjukkan ke Maha sempurnaan-Nya. Mengimani sifat-sifat Allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Iman kepada Allah.

Pentingnya memahami tauhid asma’ wa ash shifat

I. Ilmu yang paling agung dan paling utama secara mutlak karena berhubungan langsung dengan Allah dzat yang maha sempurna.


Allah SWT Berfirman, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa (lalai) kepada Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr:19). Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya keutamaan suatu ilmu mengikuti keutamaan objek yang dipelajarinya.

Karena keyakinan akan dalil-dalil dan bukti-bukti keberadaannya, juga karena besarnya kebutuhan dan manfaat untuk memahaminya. Karena itu, tidak diragukan lagi bahwa ilmu tentang Allah, nama, sifat dan perbuatan-Nya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Perbandingan ilmu ini dengan ilmu-ilmu yang lain adalah seperti perbandingan (kemahasempurnaan) Allah dengan semua objek yang dipelajari (dalam) ilmu-ilmu lainnya.” (Miftahu Daris Sa’adah, 1:86)

II. Merupakan landasan ibadah kepada Allah.


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barang siapa yang mengenal Allah ‘Azza wa Jalla dengan nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya, pasti dia akan mencintai-Nya,” (Madarijus Salikin, 3:17) Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata, “Manusia yang paling sempurna ibadahnya adalah seorang yang beribadah kepada Alloh dengan semua nama dan sifat-sifat Alloh yang diketahui oleh manusia”.



III. Meningkatkan Ketakutan dan ketakwaan yang sebenarnya kepada Allah


Allah SWT berfirman,“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu (mengenal Allah).” (QS. Fathir:28). Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan paling mengenal-Nya di antara kamu sekalian.” (HR. Al-Bukhari, no. 20; hadits shahih; dari Aisyah)

IV. Meraih kenikmatan dan kemuliaan tertinggi di dunia dan akhirat.


Dalam hadits yang shahih Rasulullah SAW bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah berfirman, ‘Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)?’ Maka mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka?‘

Maka (pada waktu itu) Allah membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya yang Mahamulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai dari pada melihat (wajah) Allah.’ Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat berikut, ‘Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah ‘Azza wa Jalla).” (QS. Yunus:26) (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, no. 181; dari Shuhaib bin Sinan).

V. Mentafakuri nama-nama allah, Nama- Nama Allah dan sekaligus menunjukan Sifat- Sifat Nya, diantara nya adalah :

• Nama-nama yang menyangkut ketuhanan.


Dapat dilihat bahwa, Allah Maha Suci dari segala cacat & dosa . Allah Maha mengetahui segala sesuatu, “Al-Alim“(Q.S 2:30). Allah Maha Perkasa & pemilik segala keagungan (Q.S Faathir 35: 10). Allah hidup kekal, yang mampu memberi syafaat, Maha Gagah dan Maha Tinggi ( Q.S 2:225). Segala sesuatu dikuasai oleh- Nya. Maha sempurna dan Maha luas (Q.S Al An’am 6: 80). Tidak ada secuilpun kekuarangan. Dia Maha berkehendak, banyak manusia kufur kepadanya tapi Allah masih memberi kesempatan (Q.S Ibrahim 14: 19)

• Nama-nama yang memberikan kontrol kepada manusia.


Allah Maha Pelindung & Pengawas. Semua perbuatan manusia tidak akan pernah lepas dari kontrol-Nya. Sebab Allah Maha Melihat & Maha Mendengar (Q.S Thaha 20: 46). Allah Dzat yang Maha Mengumpulkan (Q.S Ali Imron 3: 9). Manusia sangat lemah dibandingkan Allah yang Maha Perkasa. Perhitungan Allah sangat teliti sekali dan Kontrol dari Allah sangat ketat. Tidak ada jalan lain kecuali tunduk & patuh kepada aturanNya, bila tidak celaka dunia & akherat.

• Allah adalah satu-satunya pemberi rizki. Dialah pembuka rahmat.


Dialah yang melapangkan rizki bagi siapapun yang dikehendaki. Hal ini akan memberikan efeck kepada orang beriman, dia tidak khawatir kekurangan rizki, ia tidak takut kehilangan harta. Begitu pula ia siap untuk menjadi kaya bila Allah memberinya amanah kekayaan. Semua ini ia yakini karena Allah bukan sekedar Dzat Maha kaya (Al Ghaniy) melainkan juga al-Mughniy (Dzat Pemberi kekayaan) (Q.S Adz Dzariat 51: 58, Q.S Fathir 35: 3, Q.S Ar Ra’d 13: 26).

Allah dapat mencegah rizki tercurah pada siapapun. Dengan demikian seorang yang beriman tidak memiliki kekhawatiran terhadap urusan rizki. Tidak takut akan ancaman pemecatan bila menjalankan syariat Allah, tidak khawatir dipersulit segala macam urusannya hanya karena mendakwahkan Islam ditengah-tengah ummat. Sebab Allah Dzat Yang Maha Kaya dan Pemberi Kekayaan kepada siapapun yang dikehendakiNya.

• Nama dan Sifat Allah yang menyangkut Ajal.


Allah adalah Dzat yang memulai sesuatu, Dzat yang menghidupkan dan mematikan. Allah adalah “Al Muhyi dan Al Mumit”. (Q.S Al Baqarah 2: 258). Seorang yang beriman tidak akan takut mati. Betapaun ancaman embargo yang terus menerus dituduhkan kepada kaum muslim oleh orang kafir dan kaum munafiq dengan mengatasnamakan mengejar fundamentalis, ekstrimis, Islam radikal dan teroris. Yang ditakutkannya adalah mati dalam kondisi “Su’ul Khotimah”.

• Nama-nama yang menyangkut dosa.


Sering kali orang terlena dengan dosa, padahal Allah Maha Pemberi Adzab yang pedih (Q.S Ar Ruum 30: 47). Orang beriman akan berhati-hati dalam hidupnya agar tidak terjerumus ke dalam dosa. Namun, bila ia berbuat kesalahan, ia tidaklah berputus asa. Ia yakin Allah Maha Pengampun, Pemaaf dan Pengasih (Q.S Thaha 20: 82). Ia akan segera bertobat kepaa Dzat Penerima Taubat. Ia akan sedih jika bermaksiat. Setelah bertobat, segera melakukan ketaatan kepada seluruh hukum-hukum Nya (Q.S Al Baqarah 2: 160).

• Nama-nama yang menyangkut pembuat aturan.


Dialah Al Hakam (Pembuat hukum) (Q.S Al An’am 6: 62, Q.S Al An’am 6: 114). HukumNya Bijaksana & Adil   ( Q.S Yunus: 1 & 32). AturanNya pasti benar dan layak untuk seluruh manusia dan sepanjang zaman (Q.S Yusuf: 40). Dengan Hukum Allah inilah manusia akan tertunjuki kepada jalan yang benar. Karena Allah Al Hadi dan Ar Rasyad ( Al Qashash 28: 56). Oleh karena itu, Orang mukmin tidak akan menyerahkan hukum kepada selain Allah. Karenanya ia akan menolak paham sekulerisme, demokrasi, kapitalisme, komunisme dan paham atau produk manusia lainnya.

• Nama-nama yang berkaitan dengan kekuasaan & kedudukan.


Allah Dzat Pemilik segala Kekuasaan (Al Malik). Dialah yang memberikan kekuasaan bagi siapa saja yang dikehendakiNya dan mencabutnya ( Q.S Ali Imran 3: 26). Allah menjanjikan kekuasaan bagi orang yg beriman & beramal sholeh (Q.S An Nuur 24: 55)

• Nama-nama yang berkaitan perwakilan.


Wakil sejati sebenarnya adalah Allah. Dialah al Wakil yang akan memberikan bantuan dan mengabulkan permintaan (Al Qobul) [Q.S 2: 186.] Dialah yang akan mengurusi segala permintaan hamba-Nya dan Dialah tempat meminta & memohon. (Al Ikhlas: 2). Tidak ada pilihan lain bagi seorang mukmin yang betul-betul mengimani Allah kecuali menyerahkan segala urusannya (tawaqal) kepada Allah dengan tetap berusaha sesuai kemampuan manusiawinya. Apapun kesulitan hidup dan tantangan yang dihadapinya yakin akan dapat diselesaikan dengan bantuan Allah Dzat al Wakil. Allah adalah Dzat Maha Ghaib yang tidak dapat dijangkau oleh indra Manusia. Selain itu Dialah Al Khaliq yang menciptakan manusia. Sedangkan manusia adalah hamba-Nya [51: 56]

• Sikap Manusia yang beriman kepada Allah tidak akan menjadikan Dia sebagai objek, melainkan sebagai Subjek.

Apapun yang dia perintahkan & dilarang akan dilakukan. Begitu juga apapun penjelasan dari Allah tentang nama dan sifatNya, akan diimani tanpa pengurangan & penambahan

Ada beberapa konsep penting yang harus kita perhatikan dalam mengimani al asma’ wa ash shifat :

1. Tidak memberi nama Allah dengan yang tidak disebutkan di alquran & as Sunnah Hanya milik Allah asmaa-ul husna,

maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama- nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (Q.S Al A’raf [7]: 180). Sangat tidak wajar seseorang mensifati dan menamai sesuatu padahal sesuatu itu tidak pernah dijumpai, diketahui & dipahami. Apalagi sesuatu itu adalah Allah yang memang berada diluar jangkau indra manusia yang sangat terbatas ini.

2. Tidak menyamakan (tamtsil) atau memiripkan (tasybih) Dzat Allah dan sifat2 dan perbuatan Allah dengan sesuatu makhluk apapun.

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat (Q.S Asy Syura 42: 11) ,( Al ikhlas: 4). Persamaan itu hanya sekedar persamaan nama (ismun), bukan persamaan hakekat. Allah berbicara, manusia juga berbicara, tetapi cara bicaranya manusia tidak sama & tidak akan pernah sama dengan berbicara Allah. Allah melarang menolak nama & sifat Allah dengan alasan hal tersebut berarti menyamakan dengan makhluknya ( Az Zumar 39: 32).

3. Iman kepada nama & sifat allah harus apa adanya.


Imam Al-Barbahari dalam kitab monumental beliau, Syarh Al-Sunnah berkata, “Tidaklah ada yang berkata dalam masalah Sifat Allah: bagaimana dan kenapa, kecuali orang yang ragu tentang Allah”.  Apa dimaksudkan Imam Al-Barbahari adalah, ” orang bertanya bagaimana sifat Allah; bagaimana Allah mendengar, bagaimana Allah melihat, bagaimana wajah Allah, bagaimana Arasy Allah, bagaimana kaki Allah, bagaimana Allah berbicara, dan seterusnya. Dia coba membayangkan, berbincang dan memperincikan sifat Allah”.

Abu Nu’aim mentakhrijkan dari Ja’far bin Abdillah, berkata: “Ketika kami berada di samping (al-Imam) Malik bin Anas, datanglah seorang pemuda lalu bertanya: “Wahai Abu Abdillah, ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih) bersemayam di ‘Arasy, bagaimana bersemayam-Nya? Mendengar pertanyaan ini, al-Imam Malik menjadi berang dan marah.

Lalu dia menundukkan muka ke bumi seraya menyandarkannya ke tongkat yang dipegangnya hingga tubuhnya bersimbah peluh. Setelah ia mengangkat kepalanya, dia lantas berkata: Cara bersemayam-Nya tidak diketahui (tidak dapat digambarkan), sedang al-Istiwa’ (bersemayam) telah jelas dan diketahui, beriman kepadanya adalah wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah. Aku menyangka engkau si pelaku bid’ah. Lalu beliau menyuruh orang itu keluar”.

Makna iman Kepada Nama & Sifat Allah


“Sesungguhnya Alloh memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghafal niscaya masuk syurga. Dia itu tunggal dan menyukai yang ganjil” (HR. Bukhari-Muslim)

Pengertian menghafal:

  •      Menghafal seluruh asmaul husna dan selalu diingat, dijadikan dzikir dan disebut ketika berdoa. (Al Isra’ 17: 110)
  •      Memahami makna yang terkandung dalam tiap-tiap nama Allah tersebut. http://creative-motivations.com/
  •      Menerapkan dalam perilakunya.

Allah maha pengatur kehidupan manusia

1. Nama-nama yang memberikan kontrol kepada manusia.

Allah Maha Pelindung & Pengawas. Semua perbuatan manusia tidak akan pernah lepas dari kontrol-Nya. Sebab Allah Maha Melihat & Maha Mendengar (Q.S Thaha 20: 46). Allah Dzat yang Maha Mengumpulkan (Q.S Ali Imron 3: 9). Manusia sangat lemah dibandingkan Allah yang Maha Perkasa. Perhitungan Allah sangat teliti sekali. Kontrol dari Allah sangat ketat. Tidak ada jalan lain kecuali tunduk & patuh kepada aturan-Nya, bila tidak celaka dunia & akherat.

2. Nama-nama yang menyangkut pembuat aturan. Dialah Al Hakam (Pembuat hukum).

(Q.S Al An’am 6: 62, Q.S Al An’am 6: 114) HukumNya Bijaksana & Adil. (Q.S Yunus: 1 & 32) Aturan-Nya pasti benar dan layak untuk seluruh manusia dan sepanjang zaman (Q.S Yusuf: 40). Dengan Hukum Allah inilah manusia akan tertunjuki kepada jalan yang benar. Karena Allah Al Hadi dan Ar Rasyad (Al Qashash 28: 56). Orang mukmin tidak akan menyerahkan hukum kepada selain Allah. Karenanya ia akan menolak paham sekulerisme, demokrasi, kapitalisme, komunisme dan paham atau produk manusia lainnya

3. Nama-nama yang berkaitan dengan kekuasaan & kedudukan. Allah Dzat Pemilik segala Kekuasaan (Al Malik).

Dialah yang memberikan kekuasaan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan mencabutnya (Q.S Ali Imran 3: 26). Allah menjanjikan kekuasaan bagi orang yg beriman & beramal sholeh. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman senantiasa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (Q.S An Nuur 24: 55).

Khatimah


Seorang mukmin yang beriman kepada Allah beserta berbagai sifat-Nya ini akan memiliki daya hidup yang tinggi, penuh harapan, optimis, serta memandang kedepan dengan penuh kepastian. Bukan sekedar daya hidup di dunia, namun pula daya hidup di akherat kelak.

Sehingga ia pun akan senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaannya, ketaatannya terhadap semua perintah dan larangan-Nya, serta kecintaannya kepada sang Khaliq Kekasihnya. Semoga kita semua mendapatkan kemuliaan di akherat dengan diperlihatkan/dipertemukan dengan Allah. Aamiin.

“Sesungguhnya Allah SWT memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghafal niscaya masuk syurga. Dia itu tunggal dan menyukai yang ganjil” (HR. Bukhari-Muslim. )