PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK USIA DINI - MAKALAH AGAMA ISLAM

The Golden age merupakan periode pertumbuhan struktur otak secara pesat (sensitive dan peka terhadap rangsangan luar). Perkembangan prilaku, kemampuan dasar ( berbahasa, daya pikir,daya cipta dan fisik) secara optimal. Kelak akan berpengaruh terhadap kehidupan anak pada masa berikutnya.

Pendahuluan


Anak adalah amanat dari Allah swt. Sebagaimana amanat, mereka adalah “titipan” yang harus diperlakukan dengan baik oleh orang yang diberi amanat. Jadi sebagai orang tua yang diberi amanat, kita harus mengerti betul bagaimana cara merawat dan memperlakukan mereka dengan baik.


Sehingga ketika mereka kembali “diambil “ oleh Allah swt kondisi mereka tetap baik seperti sedia kala. Bentuk penuaian amanah itu adalah dengan menunaikan hak-hak anak dengan baik. Yang mana salah satu diantara hak itu adalah mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya. Hak ini sudah ada semenjak  mereka lahir, bahkan sebelum mereka lahir.

Oleh karenanya setiap orang tua berkewajiban menunaikan hak ini dengan baik sesuai dengan tuntunan yang telah digariskan oleh Allah SWT.

BATASAN DAN KARAKTERISTIK ANAK PRA SEKOLAH


Menurut Hurlock, masa kanak- kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan ( kira-kira usia 2 thn) sampai anak matang secara sexsual ( kira-kira umur 13 thn untuk wanita dan 14 thn untuk laki-laki).

Hurlock membagi 2 periode  yaitu :
  • Periode pertama : disebut juga periode awal (pra sekolah) usia 0-6 thn dimana usia ini dikenal juga dengan usia emas (golden age)à merupakan tahap penting dalam perkembangan anak
  • Periode kedua :merupakan akhir dari masa kanak-kanak usia 6-14 thn ,


Beberapa  ahli psikologi mengatakan, bahwa tahun- tahun pra sekolah merupakan tahap penting dalam perkembangan anak. Karena pada masa itu anak akan melalui beberapa tahapan yaitu:

  • Tahapan pregang age (usia pembentukan)à dimana struktur dasar tingkah laku sosial anak akan dibentuk
  • Tahapan exploratory age ( usia ingin tahu)à dimana memendam rasa ingin tahu yang begitu besar. Jadi pada masa ini orang tua tidak boleh melarang atau menghentikan aktivitas si anak, kecuali Ada 2 kondisi dimana orang tua harus menghentikan fase explore yaitu : jika si anak melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya atau orang lain dan jika si anak berusaha merusak milik orang lain apalagi barang yang berharga.
  • Tahapan imitative age (imitasi)àsangat senang meniru segala hal, dan pada tahapan ini juga mulai mengembangkan daya kreativitasnya (usia kreatif)

Secara umum pada usia pra sekolah (dini) anak mengalami perkembangan intelegensia yang cukup pesat, yaitu 50% karenanya pada usia pra sekolah ini di sebut The Golden Age àmerupakan kesempatan emas untuk meletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan yang kokoh.

The Golden age merupakan periode pertumbuhan struktur otak secara pesat (sensitive dan peka terhadap rangsangan luar). Perkembangan prilaku, kemampuan dasar ( berbahasa, daya pikir,daya cipta dan fisik) secara optimal. Kelak akan berpengaruh terhadap kehidupan anak pada masa berikutnya.

Beberapa ahli psikologi khususnya psikologi anak menyatakan, bahwa informasi awal yang diterima anak akan cenderung permanen. Karena itu sejak pra lahir anak perlu di berikan rangsangan-rangsangan dari luar. proses pembentukan otak terjadi sejak 10 -12 minggu setelah proses pembuahan.

Salah satu diantara kekuasaan Allah SWT adalah pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia, menyempurnakan penciptaanNya, manusia berkembang dari bayi yang lemah setahap demi setahap tumbuh besar dan semakin kuat. Firman Allah SWT :


 “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadian dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki Dia menyusun tubuhmu ( QS. Al Infithar: 7-8)

 Rangsangan(stimulasi) yang diberikan sejak dini tentu akan berperan dalam menentukan kualitas anak kelak


PERKEMBANGAN-PERKEMBANGAN YANG TERJADI PADA ANAK


Perkembangan fisikà pada tahap ini anak-anak mengalami pertambahan berat dan tinggi badan yang pesat, Pada masa kanak-kanak juga tulang dan otot-ototnya juga mengalami pertumbuhan dan perkembanganàmereka akan cenderung melakukan gerakan-gerakan besar seperti berlari,melompat, dll. Pada usia pra sekolah (3-5 thn) anak-anak cenderung bermain dengan alat-alat atau benda yang dianggapnya sebagai alat permainan.

Perkembangan Bahasaàanak-anak kemampuan berbahasa melalui beberapa strategi : meniru, mengulang, merangkai kata-kata menjadi kalimat. Pada tahap awal adalah ocehan(celoteh) bayi seperti tidak bermakna tapi ini merupakan bagian penting dari proses penguasaan Bahasaàorang tua wajib berkomunikasi dengan bayinya. Pada awal usia pra sekolah anak baru sampai pada tahap identifikasiàditandai dengan banyak bertanya . namun lama kelamaan kosa kata semakin banyak dan dpt menyusun kalimatàdisinilah kemampuan imitasi(meniru) menjadi modal penting dalam perkembangan bahasanya.

Perkembangan emosiàtahapan ini adalah tahapan yang sulit untuk anak. Maka bimbingan orang tua dalam melatih emosi anak sangat diperlukan. Karena menurut penelitian Daniel Goleman, kecerdasan intelektual anak hanya berperan 20% dalam mencapai kesuksesan hidup seseorang,selebihnya di tentukan oleh kecerdasan yang lain, termasuk kecerdasan emosi (emotional quotient). Kecerdasan emosi ini dbagi menjadi 5 wilayah sbb:

  • Mengenal emosi dirià anak diharapkan bisa mengenal beberapa ragam emosi yang dapat membantu dirinya mengenali perasaannya, dan mampu mengekspresikan dengan baik . contohnya : perasaan senang, malu, takut, kecewa dan alin-lain
  • Mengelola emosi dirià bagaimana anak bisa mengelola perasaan negative yang muncul dengan baik, sehingga anak mempunyai kecakapan dalam mengatasi masalah yang dia hadapi.
  • Memotivasi dirià bagaimana anak memotivasi diri sehingga bisa menjadi anak yang produktif , kreatif dan efektif dalam melakukan kegiatan.
  • Mengenal emosi orang lainà mengajarkan anak untuk berempati, memahami perasaan orang lain.
  • Membina hubungan dengan org lainàbagaimana anak bisa membangun hubungan yang baik dengan teman dan keluarga terdekat.


Perkembangan sosialàbiasanya dimulai dengan mengenali anggota keluarga dan bersikap ramah pada orang yang dikenal dan menolak orang yang belum dikenal. Perkembangan sosial akan saling berpacu dengan perkembangan bahasanya. Biasanya perkembangan sosial ini terjadi melalui kegiatan bermain. Ada beberapa tahapan dalam usia bermain ini yang menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap dalam proses interaksi sosial anak :

  • Tahap pertama: usia 2-3 tahun dikenal dengan tahap parallel playàdimana mereka sama-sama bermain tetapi belum ada kerja sama
  • Tahap kedua : dikenal dengan associative playà dimana anak mulai saling meniru dalam bermain, tetapi masih asyik sendiri-sendiri
  • Tahap ketiga : adalah cooperative playàdimana anak mulai bekerja sama dalam bermain
  • Tahap akhir : adalah game playàdimana anak sudah mampu bermain bersama-sama dalam permainan yang beragam.
Perkembangan intelektualàsetiap anak pada dasarnya cerdas, namun kecerdasan apa yang menonjol bisa digali, kemudian dikembangkan. salah satu indikasi meningkatnya kemampuan intelektual anak adalah kemampuannya bertanya tentang banyak hal. Berbagai informasi yang diterima, disimpan didalam otak dan lama kelamaan jadi pemahaman.



Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kecerdasan manusia tidak hanya meliputi kecerdasan intelektual saja atau di kenal dengan IQ(intellectual quotient),namun ada juga kecerdasan-kecerdasan lain ( multiple intelligence) àdisaat inilah peran orang tua khususnya IBU sangat diperlukan dalam melatih dan mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak sejak usia dini(pra sekolah).

Adapun jenis multiple intelligence yang harus diketahui oleh orang tua sbb:

  • Linguistic (bahasa) : berkaitan dengan menggunakan kata-kata secara efektif
  • Logis matematis: berkaitan dengan kemampuan mengolah angka atau kemahiran dalam menggunakan logika , seperti konsep berat dan ringan
  • Visual-spasial: berkaitan dengan kecerdasan gambar dan visualisasi seperti konsp keindahan dimana anak sudah bisa menilai “itu bagus” atau “itu jelek”
  • Kinestetik jasmani: ini berkaitan dengan kecerdasan tubuh (atlit, penari) atau keterampilan tangan (menjahit, dll)
  • Musical: berkaitan dengan kemampuan menyanyikan sebuah lagu atau peka terhadap irama.
  • Emosi: mengetahui kelebihan dan kekurangan diri.
  • Naturalis: ini berkaitan dengan kemempuan mengenali bentuk-bentuk alam sekitar
  • Spiritual: berkaitan dengan kemampuan untuk memiliki nilai-nilai agama dan norma yang ada di masyarakat.

    Perkembangan moralàpada saat usia pra sekolah perkembangan ini masih sangat rendah, karena perkembangan intelektualitasnya belum sampai pada taraf mengenal prinsip-prinsip yang bersifat take for granted, seperti : baik dan buruk. Tetapi konsep baik dan buruk bisa dia pelajari berdasarkan imbalan atau hukuman yang diperoleh dari ortunya. Motivasi anak untuk tunduk pada aturan juga belum cukup kuatàsehingga sering kali lupa dengan arahan-arahan orang tuaàpada fase inilah orang tua dituntut u lebih telaten dan sabar dalam membimbing anak-anak usia dini ini


BERBAGAI AKTIVITAS YANG BISA DILAKUKAN ORTU DALAM PROSES PENDIDIKAN DI USIA DINI SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK

Fase prenatal ( sebelum lahir)à islam memperhatikan “pendidikan” anak tidak saja setelah anak lahir. Bahkan sejak anak itu masih didalam kandungan. Penanaman dan pemantapan akidah pada anak sebagaimana dalam ajaran islam sudah seharusnya dilakukan sedini mungkin. Contohnya dari awal seorang laki-laki muslim memilih jodoh nomor satukan agama nya.

Masa bayi (0-2 tahun)

Saat bayi pertama kali dilahirkan dari Rahim ibunya,islam mengajarkan agar suara pertama kali yang diperdengarkan adalah suara adzan di telinga kanannya dan Iqamat ditelinga kirinya. Rasul mengingatkan “barang siapa diberi anak yang baru lahir, kemudian ia menyuarakan adzan ditelinga kanannya dan iqamat ditelinga kirinya, maka anak yang baru lahir itu tidak terkena mara bahaya” (as-syaukani,nailu al authar, juz V,hal.230).

Langkah selanjutnya adalah memberikan nama yang baik, karena pada dasarnya nama itu doa orang tua kepadanya. Rasulullah SAW mengingatkan “ sesungguhnya pada hari kiamat nanti, kamu sekalian akan dipanggil dengan nama-nama kamu sekalian. Oleh karena itu buatlah nama-nama yang baik untuk kamu sekalian (HR. ibn hibban)

Pada tahun pertama, orang tua terutama ibu harus sebanyak mungkin melakukan kontak fisik dengan bayiàanak merasa disayangi, dihargai dan merasa aman serta terjalin kedekatan emosional keduanya. Berikut rangkumannya.
  • Berkomunikasi dengan bayiàpotensi verbal yang dimiliki sejak lahir tidak akan berkembang dengan sendirinya butuh latiham dan rangsanganà proses imitasi (meniru)
  • Ketika bayi sudah merangkak àjauhkan dari potensi bahaya
  • Sediakan mainan-mainan yang mendidik usahakan dg ukuran besar lalu damping ia bermain.
  • Ketika sudah mulai berbicara,ajarkan kalimah thayyibah seperti : “Allah”, laa ilaaha illa Allah”
  • Memberi kesempatan anak untuk melakukan pekerjaan sederhana seperti : makan,minum, buka baju dll, jika ia bisa melakukan jangan lupa berikan pujian/reward. Bisa dengan verbal atau non verbal
  • Jangan pernah membiarkan anak tanpa bimbingan->usia pada fase ini sangat aktif butuh pengawasan
  • Berikan ruang kegagalanàgagal merupakan proses pertumbuhan
  • Memasuki usia 18 bln atau ketika sudah berjalanà toilet training adalah usaha ortu melatih anak untuk mengurus diri saat berhajat dan utama megenalkan organ tubuh yg berhubungan dengan pembuangan.

Masa awal kanak-kanak (3-5 tahun)


Pada tahapan ini, anak mulai meluaskan dunia sekitarnya. Setelah mendapatkan rasa aman dan rasa percaya diri ketika bayi, anak mulai menuntut rasa kemandirian dan otonomi. Apa yg bisa dilakukan ortu pada  saat usia ini??

 Mulai mengajarkan anak dengan kegiatan sehari-hari. Karena anak masih pada fase imitasi (meniru)àsaat yg tepat u memperkenalkan benda-benda secara bertahap dan beraturan. Contohnya ketika mandi kenalkan air dan Allah yang menciptakan
  • Bisa memulai program-program islami (group kecil)
  • Belajar sambil bermainàjangan menghilangkan waktu bermain
  • Libatkan anak dalam rutinitas keluargaàsholat berjamaah
  • Menciptakan suasana rumah yang islami
  • Membiasakan berbusana muslim sejak diniàorang tua menjadi role model bagi si anak
  • Bimbinglah anak dalam perkembangan lisanàajari anak kata-kata yang baik tidak kata-kata kasar
  • Berikan anak kesempatan untuk bertanggung jawab dan mengurus keperluannya sendiri yang sederhana
  • Berikan kesempatan anak untuk bisa membantu orang lainàminta tolong si anak untuk melakukan hal-hal kecil spt: buang sampah dll hal ini akan membuat anak merasa berguna.

Khatimah/Penutup


Rasulullah SAW bersabda “ setiap anak yang dilahirkan diatas fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan ia seorang yahudi, nasrani ataupun majusi.( HR Abu Daud). Demikian vitalnya peran orang tua dalam mendidik dan mengarahkan anak. Terlebih hidup dizaman sekarang ini, diluar sana kita dihadapkan pada kenyataan sistem pendidikan dan tata pergaulan maupun lingkungan yang seolah mengajarkan anak-anak untuk menjadi penentang Allah. Tanamkan aqidah islam sejak dini kepada anak-anak kita sebagai pondasi yang kokoh hingga akhir zaman.

wallahualam bhi shawwab