Sistematika Penulisan Skripsi di Universitas Surabaya

Sistematika penulisan skripsi ini merupakan sambungan dari sebelumnya. Untuk mencari bagian awal silahkan dicari. Semoga bermanfaat

sambungan ............ 12. Daftar Tabel

Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel, diikuti titik-titik seperti pada daftar isi, lalu
disusul nomor halaman tempat tabel terdapat dalam teks. Judul tabel yang lebih dari satu
baris diketik dengan spasi satu. Jarak antara judul tabel yang satu dengan yang lain dalam
daftar ini adalah satu setengah spasi. Contoh penomoran tabel mengikuti alur bab dan nomor
urut tabel. Jika tabel pertama terdapat pada bab pertama, maka penulisannya adalah Tabel
1.1 dan seterusnya.


13. Daftar Gambar

Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel. Contoh penomoran
gambar misalnya; Gambar. 2.1 dan seterusnya.


14. Daftar Lampiran

Cara membuat daftar lampiran sama dengan cara membuat daftar tabel.


B. Bagian Pokok SKRIPSI

Dalam bagian ini diuraikan pedoman penulisan untuk 2 (dua) jenis penelitian yang berbeda,
yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.

1. Penelitian Kuantitatif
Bagian pokok skripsi yang menggunakan penelitian kuantitatif terdiri atas 5 (lima) bab,
yaitu pendahuluan, teori yang digunakan untuk landasan penelitian, metode penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, serta penutup.

a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya penelitian. Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang (1) Latar belakang masalah penelitian, (2) Perumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, dan (4) Kegunaan penelitian.

1) Latar Belakang Masalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan
pada judul skripsi itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu
dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih.

Kemudian diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya,

adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, konsep dalam topik. Kesenjangan kinerja (manajemen atau fenomena gap, kesenjangan hasil penelitian, kesenjangan teori).

Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih.

Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti. Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda, dan dapat mengatasi kekurangan
hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori atau
metode yang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.

Dalam skripsi, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri, misalnya hasil penelitian sebelum ini. dalam kajian pustaka itu pembicaraan dilakukan secara kronologis.

Dengan demikian, diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan demikian, peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris,praktis, maupun teoretis) mengenai pemilihan topik penelitiannya.

2) Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan, yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana, bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di mana, ke mana, dari mana, mengapa, dan sebagainya.

Perumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya. Jadi, rumusan masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.

Perumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menemukan metode penemuan data dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik. Identifikasi masalah dapat dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar
belakang, meskipun yang penting bukan judulnya, melainkan materi identifikasinya.

dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentukan secara tepat, dan (5) teknik analisis data dapatditerapkan secara tepat.

Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah-masalah tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa masalah yang diteliti dibatasi. Pembatasan masalah ini bisa dicantumkan di bawah sub judul tersendiri sesudah identifikasi masalah. Akan tetapi, kalau memang tidak adapembatasan, tidak perlu ada sub-judul cakupan masalah.

3) Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) Apakah ada pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menemukan ada tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) Apakah ada hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah menemukan ada tidaknya hubungan antara X dan Y; (3) Bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan
persepsi... dan seterusnya. Banyaknya tujuan harus konsisten dengan jumlahperumusan masalah.

4) Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian menguraikan kegunaan atau pentingnya penelitian yang dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu (teoretis) maupun bagi kepentingan praktis. Uraian ini sekaligus berfungsi untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti dan signifikan.

b. Telaah Teori

Dalam penelitian diperlukan dua landasan, yakni telaah teori dan metodologis. Telaah teori
ialah teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. Kerangka metodologis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian (termasuk langkahlangkah pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrumen, validitas dan reliabilitas instrumen, serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya.

Keduanya diuraikan dalam dua bagian skripsi yang berbeda, tetapi berurutan. Telaah teori
diuraikan pada Bab II, sedangkan kerangka metodologi diuraikan pada Bab III. Adapun pengungkapannya melalui kata; siapa, apa, mengapa, dan bagaimana.

Dalam telaah teori dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik, bisa juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apa pun yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topik skripsi.

Teori untuk setiap variabel dikaji secara kronologis, dari yang lama sampai dengan yang mutakhir (aktualitas teori) untuk menunjukkan kemajuan hasil penelitian sejalan dengan perkembangan teori. Dengan demikian, di antara sederet teori yang dikemukakan dapat diperoleh beberapa keunggulan teori yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian.

Prinsip-prinsip teori itu perlu diuraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. Variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis (penemu) teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.

Dukungan dasar teoretis dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah diartikan sebagai menyusun telaah teori (kerangka berpikir) yang berfungsi sebagai dasar penyusunan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang didasarkan kajian teoretis.

Dengan uraian tentang teori itu, hakikat topik penelitian menjadi jelas. Variabel-variabel, masalah, dan tujuannya tergambarkan secara operasional. Data pun dapat diidentifikasi, sedangkan bahan
pengambilan data dapat ditentukan.

Dengan demikian, teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dapat dirancang. Jadi, telaah teori tidak hanya melandasi identifikasi sasaran, tetapi juga melandasi metode penelitian.